Manusia Dan Harapan
A. Latar Belakang
Harapan berasal dari kata harap yaitu keinginan
supaya sesuatu terjadi atau sesuatu terjadi atau suatu yang belum
terwujud. Kata orang manusia tanpa harapan adalah manusia yang mati
sebelum waktu-nya. Bisa jadi, karena harapan adalah sesuatu yang hendak
kita raih dan terpampang dimuka. Hampir sama dengan visi walau dalam
spektrum sederhana, harapan merupakan cip-taan yang kita buat sebagai
sesuatu yang hendak kita raih. Jadi hidup tanpa harapan adalah hidup
tanpa visi dan tujuan.
Maka bila manusia yang hidup tanpa harapan
pada hakekatnya dia sudah mati. Harapan bukanlah sesuatu yang terucap
dimulut saja tetapi juga berangkat dari usaha. Dia adalah ke-cenderungan
batin untuk membuat sebuah rencana aksi, peristiwa, atau sesuatu
menjadi lebih bagus. Sederhananya, harapan membuat kita berpikir untuk
melakukan sesuatu yang lebih baik untuk meraih sesuatu yang lebih baik.
Harapan
dan rasa optimis juga memberikan kita kekuatan untuk melawan setiap
hambatan. Seolah kita selalu mendapatkan jalam keluar untuk setiap
masalah. Seolah kita punya kekuatan yang lebih untuk siap menghadapi
resiko. Ini kita sebut sebagai perlawanan. Orang yang hidup tanpa
optimisme dan cenderung pasrah pada realita maka dia cenderung untuk
bersikap pasif, Oleh karena itu dalam makalah ini kita dapat mengetahui
lebih dalam tentang manusia dan harapan
B. PEMBATASAN MASALAH
Agar
tidak terjadi kesalahpahaman maka pembahasan masalah kami membatasi dan
menetapkan objeknya Sbb : definisi harapan , harapan sebagai fenomena
nasional, kepercayaan,manusia dan harapan,nilai-nilai budaya sebagai
tolak ukur dan harapan terakhir
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, kami merangkum beberapa rumusan masalah yang diangkat antara lain :
1. Pengertian dan makna harapan
2. Harapan sebagai fenomena nasional
3. kepercayaan
4. manusia dan harapan
5. nilai-nilai budaya sebagai tolak ukur
6. harapan terakhir
D. TUJUAN PENULISAN
Penulisan makalah mengenai manusia dan tanggungjawab ini mempunyai tujuan antara lain :
1. Mengetahui dan memahami makna harapan
2. Mengetahui dan memahami makna harapan sebagai fenomena nasional
3. Mengetahui dan memahami makna kepercayaan
4. Mengetahui dan memahami makna manusia dan harapan
5. Memahami makna nilai-nilai budaya sebagai tolak ukur
6. Memahami harapan terakhir
KATA PENGANTAR
Segala
puji kami panjatkan kepada Allah SWT. Tuhan pencipta alam semesta yang
menjadikan bumi dan isinya dengan begitu sempurna. Tuhan yang menjadikan
setiap apa yang ada dibumi sebagai penjelajahan bagi kaum yang
berfikir. Dan sungguh berkat limpahan rahmat -Nya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini demi memenuhi tugas mata kuliah
Ilmu Budaya Dasar.
Penyusunan makalah ini dapat terselesaikan
berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapakan
banyak terimakasih.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan, sehingga dengan segala kerendahan hati kami
mengharapakan saran dan kritik yang bersifat membangun demi lebih
baiknya kinerja kami yang akan mendatang.
Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, 17 Desember 2007
Tim Penyusun
I. Definisi harapan
Harapan
berasal dari kata harap yaitu keinginan supaya sesuatu terjadi atau
sesuatu terjadi atau suatu yang belum terwujud. Harapan dapat diartikan
sebagai menginginkan sesuatu yang dipercayai dan dianggap benar dan
jujur oleh setiap manusia dan harapan agar dapat dicapai ,memerlukan
kepercayaan kepada diri sendiri,kepercayaan kepada orang lain dan
kepercayaan kepada TUHAN.
Contoh;
Budi seorang mahasiswa
universitas terbuka,ia belajar dengan rajin dengan harapan agar nantinya
sewaktu ujian semester ia memperoleh nilai A.
Menurut kodratnya
dalam diri manusia terdapat 2 dorongan,yaitu dorongan kodrat serta
dorongan kebutuhan hidup.terkait dengan kebutuhan manusia tersebut ,
abraham maslow mengkategorikan kebutuhan manusia menjadi 5 macam atau
disebut juga 5 harapan manusia, yaitu;
1.harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup
2.harapan untuk memperoleh keamanan
3.hak untuk mencintai dan dicintai
4.harapan diterima lingkungan
5.harapan memperoleh perwujudan cita-cita
Dalam mencukupi kebutuhan kodrat maupun kebutuhan, manusia membutuhkan orang laen
II.HARAPAN SEBAGAI FENOMENA NASIONAL
Artinya
harapan ialah sesuatu yang wajar berkembang dalam diri manusia
dimanapun berada.mengutip pandangan A.F.C. Wallace dalam bukunya culture
and personality , mas abhoe dhari menegaskan bahwa kebutuhan merupakan
salah satu isi pokok dari unsur kepribadian yang merupakan sasaran dari
kehendak, harapan ,keinginan,serta emossi seseorang. kebutuhan indifidu
dapat dapat dijabarkan lebih lanjut menjadi:
a)kebutuhan organik individu
1.kebutuhan individu bernilai positive
2.kebutuhan individu bernilai negative
b) Kebutuhan psikologi individu
1)kebutuhan psikologi indifidu bersifat positif
III.KEPERCAYAAN
Kepercayaan
berasal dari kata percaya,artinya mengakui atau meyakini akan sesuatu
kebenaran. Kepercayaan ialah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan
atau keyakinan akan kebenaran. Kebenaran menurut Peodjawiyatna adalah
merupakan cita – cita orang yang tahu, dalam hal ini kebenaran merupakan
kebenaran logis, sehingga manusia selalu memilih sebelum melakukan
tindakan apakah tindakan ini salah atau benar menurut keyakinannya.
Dalam
bidang logika kebenaran ialah persesuaian antara tahu dan objek yang
diketahui (kebenaran logis). kebenaran logis disebut juga kebenaran
objektif dan kebenaran etis juga disebut kebenaran subjektif. Jika tidak
ada persesuaian antara putusa dan objeknya yang diketahui, maka
terdapat dua kemungkinan, yaitu:
1. orang yang mengutarakan putusan keliru
2. orang yang mengutarakan putusan sengaja mengutarakan tidak sesuai dengan realita yang diketahuinya.
Dasar kepercayaan ialah kebenaran dan sumber kebenaran adalah manusia, oleh karena itu keepercayaan dibedakan atas:
1.
kepercayaan pada diri sendiri, yaitu kepercayaan yang harus ditanamkan
pada setiap pribadi manusia. hakikatnya kepercayaan kepada tuhan Yang
Maha Esa.
2. Kepercayaan pada orang lain, yaitu percaya pada kata
hatinya yang berbentuk pada perbuatan kebenaran kepada orang lain.
Misalnya pada saudara, teman, orang tua atau siapa saja.
3. Kepercayaan pada pemerintah
4.
kepercayaan kepada tuhan, yaitu meyakini bahwa manusia diciptakan oleh
tuhan dan manusia harus bertakwa pada tuhannya. Salah satu cara bertakwa
adalah mengukuhkan imannya bahwa tuhan merupakan zat yang merupakan
kebenaran mutlak
IV. Manusia dan Harapan
Harapan itu
bersifat manusiawi dan dimiliki semua orang. Dalam hubungannya dengan
pendidikan moral, untuk mewujudkan harapan perlu di wujudkan hal – hal
sebagai berikut:
a. harapan apa yang baik
b. bagaimana mencapai harapan itu
c. bagaimana bila harapan itu tidak tercapai.
Jika
manusia mengingat bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja namun di
akhirat juga, maka sudah selayaknya “harapan” manusia untuk hidup di
kedua tempat tersebut bahagia. Dengan begitu manusia dapat menyelaraskan
kehidupan antara dunia dan akhirat dan selalu berharap bahwa hari esok
lebih baik dari pada hari ini, namun kita harus sadar bahwa harapan
tidak selamanya menjadi kenyataan.
V. Nilai – Nilai Budaya Sebagai Tolak Ukur Harapan
Dalam
hasil budaya yang berupa sastra, dapat dihayati adanya kandungan nilai
budaya yang dibawa penulisnya sebagai gagasan utama. Dalam sastra jawa
misalnya antara lain terdapat nilai budaya meliputi:
a. nilai kejuangan dan semangat pengorbanan,
yaitu nilai perjuangan sebagai tolak ukur dan diharapkan dimiliki masyarakat, seperti kesetiaan, kesungguhan, kedisiplinan,dll
b. nilai kerumahtanggaan
yaitu nilai yang diharapkan berkembang dalam etiap keluarga.
c. Nilai kemandirian kaum wanita
Yaitu, Nilai yang diharapkan dapat dimiliki setiap wanita.
VI. Harapan Terakhir
Dalam
hidup di dunia, manusia didadapkan pada persoalan yang beragam baik itu
masalah positif maupun negative. Untuk menghadapi persoalan hidup
tersebut manusia perlu belajar dari manusia lainnya baik formal maupun
informal agar memiliki kehidupan yang sejahtera menurut Aristoteles,
hidup dan kehidupan itu berasal dari generation spontanea, yang berarti
kehidupan itu terjadi dengan sendirinya. Kebutuhan manusia terbagi atas
kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Ada yang dalam pandangan
hidupnya hanya ingin memuaskan kehidupan duniawi namun juga ada yang
sebaliknya. Terkait dengan tingkat kesadaran kehidupan beragama, manusia
akan semakin yakin bahwa mereka akan mati. Dunia serba gemerlap hanya
akan ditinggalkan dan akan hidup abadi di alam akhirat.
Dengan
pengetahuan serta pengertian agama tentang adanya kehidupan abadi di
akhirat, manusia menjalankan ibadahnya. Ia akan menjalankan perintah
Tuhan melalui agama, serta menjauhkan diri dari larangan yang
diberikan-Nya. Manusia menjalankan hal itu karena sadar sebagai makhluk
yang tidak berdaya di hadapan Tuhan. Kehidupan dunia yang sifatnya
sementara dikalahkannya demi kehidupan yang abadi di akherat karena tahu
bagaimana beratnya siksaan di neraka dan bagaimana bahagianya di surga.
Kebaikan di surga yang abadi inilah yang merupakan harapan terakhir
manusia.
Tidak
dapat dipungkiri bahwa manusia terkadang tidak pernah puas dengan apa
yang mereka sudah dapatkan, mereka masih mengharapkan sesuatu yang
lebih. Dalam hati mereka tidak merasakan cukup walau tuhan sudah
memeberi, manusia selalu mempunyai harapan untuk masa depannya. Mereka
berfikir masa depan yang harus didapatkan adalah masa depan yang cerah.
Setiap hari harapan – harapan tersebut selalu diungkapkan sebelum
menjalani aktifitas namun terkadang mereka melupakan tuhan yang dapat
mengabulkan semua harapan yang mereka minta. Sangat disayangkan apabila
seseorang sudah sukses karena harapan yang diimpikannya terkabul tetapi
mereka melupakan siapa yang telah mengabulkan harapannya itu. Untuk itu
kita dapat introspeksi diri bagaimana kita bisa terlahir didunia ini.
Kita juga dapat kembali mengenal budaya – budaya milik kita sendiri.
Manusia mempunyai agama yang berbeda – beda dan setiap manusia harus
percaya kepada agama yang telah dianutnya agar mereka yakin bahwa segala
harapan yang diinginkan dapat terkabul dan termasuk manusia yang
menghargai budayanya,
Harapan
/ biasa dikata banyak orang HOPE (in english) biar gaul kali ya orang
bilang gitu hehehe, harapan itu sama aja dengan impian, harapan bisa
terjadi bisa juga tidak terjadi, tergantung bagaimana proses berpikir
manusianya sendiri untuk berusaha mewujudkan sebuah harapannya. Manusia
diberi akal budi untuk berpikir bagaimana dia bisa melanjutkan
kehidupannya dengan lebih baik di masa masa yang akan datang maka
munculah harapan harapan baru yang harus diusahakan agar bisa terwujud,
jangan hanya berdoa tetapi juga harus berusaha
Harapan
Harapan berasal dari kata harap yaitu keinginan supaya
sesuatu terjadi atau sesuatu terjadi atau suatu yang belum terwujud.
Harapan dapat diartikan sebagai menginginkan sesuatu yang dipercayai dan
dianggap benar dan jujur oleh setiap manusia dan harapan agar dapat
dicapai ,memerlukan kepercayaan kepada diri sendiri,kepercayaan kepada
orang lain dan kepercayaan kepada TUHAN.
Maka bila manusia yang hidup tanpa harapan pada hakekatnya dia sudah
mati. Harapan bukanlah sesuatu yang terucap dimulut saja tetapi juga
berangkat dari usaha. Dia adalah ke-cenderungan batin untuk membuat
sebuah rencana aksi, peristiwa, atau sesuatu menjadi lebih bagus.
Sederhananya, harapan membuat kita berpikir untuk melakukan sesuatu yang
lebih baik untuk meraih sesuatu yang lebih baik.
Harapan dan rasa optimis juga memberikan kita kekuatan untuk melawan
setiap hambatan. Seolah kita selalu mendapatkan jalam keluar untuk
setiap masalah. Seolah kita punya kekuatan yang lebih untuk siap
menghadapi resiko. Ini kita sebut sebagai perlawanan. Orang yang hidup
tanpa optimisme dan cenderung pasrah pada realita maka dia cenderung
untuk bersikap pasif.
Menurut kodratnya dalam diri manusia terdapat 2 dorongan,yaitu dorongan
kodrat serta dorongan kebutuhan hidup.terkait dengan kebutuhan manusia
tersebut , abraham maslow mengkategorikan kebutuhan manusia menjadi 5
macam atau disebut juga 5 harapan manusia, yaitu :
1. Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup.
2. Harapan untuk memperoleh keamanan.
3. Hak untuk mencintai dan dicintai.
4. Harapan diterima lingkungan.
5. Harapan memperoleh perwujudan cita-cita.
Dalam mencukupi kebutuhan kodrat maupun kebutuhan, manusia membutuhkan orang lain.
HARAPAN SEBAGAI FENOMENA NASIONAL
Artinya harapan ialah sesuatu yang wajar berkembang dalam diri manusia
dimanapun berada.mengutip pandangan A.F.C. Wallace dalam bukunya culture
and personality , mas abhoe dhari menegaskan bahwa kebutuhan merupakan
salah satu isi pokok dari unsur kepribadian yang merupakan sasaran dari
kehendak, harapan ,keinginan,serta emossi seseorang. kebutuhan indifidu
dapat dapat dijabarkan lebih lanjut menjadi :
A. Kebutuhan organik individu.
1.kebutuhan individu bernilai positive
2.kebutuhan individu bernilai negative
B. Kebutuhan psikologi individu
1. kebutuhan psikologi indifidu bersifat positif
KEPERCAYAAN
Kepercayaan berasal dari kata percaya,artinya mengakui atau
meyakini akan sesuatu kebenaran. Kepercayaan ialah hal-hal yang
berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Kebenaran
menurut Peodjawiyatna adalah merupakan cita – cita orang yang tahu,
dalam hal ini kebenaran merupakan kebenaran logis, sehingga manusia
selalu memilih sebelum melakukan tindakan apakah tindakan ini salah atau
benar menurut keyakinannya.
Dalam bidang logika kebenaran ialah persesuaian antara tahu dan objek
yang diketahui (kebenaran logis). kebenaran logis disebut juga kebenaran
objektif dan kebenaran etis juga disebut kebenaran subjektif. Jika
tidak ada persesuaian antara putusa dan objeknya yang diketahui, maka
terdapat dua kemungkinan, yaitu :
a. Orang yang mengutarakan putusan keliru.
b. Orang yang mengutarakan putusan sengaja mengutarakan tidak sesuai dengan realita yang diketahuinya.
Dasar kepercayaan ialah kebenaran dan sumber kebenaran adalah manusia, oleh karena itu kepercayaan dibedakan atas:
a. Kepercayaan pada diri sendiri, yaitu kepercayaan yang harus
ditanamkan pada setiap pribadi manusia. hakikatnya kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Kepercayaan pada orang lain, yaitu percaya pada kata hatinya yang
berbentuk pada perbuatan kebenaran kepada orang lain. Misalnya pada
saudara, teman, orang tua atau siapa saja.
c. Kepercayaan pada pemerintah.
Kepercayaan kepada Tuhan, yaitu meyakini bahwa manusia diciptakan
oleh tuhan dan manusia harus bertakwa pada tuhannya. Salah satu cara
bertakwa adalah mengukuhkan imannya bahwa tuhan merupakan zat yang
merupakan kebenaran mutlak.
Manusia dan Harapan
Harapan itu bersifat manusiawi dan dimiliki semua orang. Dalam
hubungannya dengan pendidikan moral, untuk mewujudkan harapan perlu di
wujudkan hal – hal sebagai berikut:
a. harapan apa yang baik
b. bagaimana mencapai harapan itu
c. bagaimana bila harapan itu tidak tercapai.
Jika manusia mengingat bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja namun
di akhirat juga, maka sudah selayaknya “harapan” manusia untuk hidup di
kedua tempat tersebut bahagia. Dengan begitu manusia dapat menyelaraskan
kehidupan antara dunia dan akhirat dan selalu berharap bahwa hari esok
lebih baik dari pada hari ini, namun kita harus sadar bahwa harapan tidak selamanya menjadi kenyataan.
Nilai – Nilai Budaya Sebagai Tolak Ukur Harapan
Dalam hasil budaya yang berupa sastra, dapat dihayati adanya kandungan
nilai budaya yang dibawa penulisnya sebagai gagasan utama. Dalam sastra
jawa misalnya antara lain terdapat nilai budaya meliputi:
a. Nilai kejuangan dan semangat pengorbanan.
Yaitu nilai perjuangan sebagai tolak ukur dan diharapkan dimiliki masyarakat, seperti kesetiaan, kesungguhan, kedisiplinan,dll
b. Nilai kerumahtanggaan.
Yaitu nilai yang diharapkan berkembang dalam etiap keluarga.
c. Nilai kemandirian kaum wanita.
Yaitu, Nilai yang diharapkan dapat dimiliki setiap wanita.
Harapan Terakhir
Dalam hidup di dunia, manusia didadapkan pada persoalan yang beragam
baik itu masalah positif maupun negative. Untuk menghadapi persoalan
hidup tersebut manusia perlu belajar dari manusia lainnya baik formal
maupun informal agar memiliki kehidupan yang sejahtera menurut
Aristoteles, hidup dan kehidupan itu berasal dari
generation spontanea, yang berarti kehidupan itu terjadi dengan
sendirinya. Kebutuhan manusia terbagi atas kebutuhan jasmani dan
kebutuhan rohani. Ada yang dalam pandangan hidupnya hanya ingin
memuaskan kehidupan duniawi namun juga ada yang sebaliknya. Terkait
dengan tingkat kesadaran kehidupan beragama, manusia akan semakin yakin
bahwa mereka akan mati. Dunia serba gemerlap hanya akan ditinggalkan dan
akan hidup abadi di alam akhirat.
Dengan pengetahuan serta pengertian agama tentang adanya kehidupan abadi
di akhirat, manusia menjalankan ibadahnya. Ia akan menjalankan perintah
Tuhan melalui agama, serta menjauhkan diri dari larangan yang
diberikan-Nya. Manusia menjalankan hal itu karena sadar sebagai makhluk
yang tidak berdaya di hadapan Tuhan. Kehidupan dunia yang sifatnya
sementara dikalahkannya demi kehidupan yang abadi di akherat karena tahu
bagaimana beratnya siksaan di neraka dan bagaimana bahagianya di surga.
Kebaikan di surga yang abadi inilah yang merupakan harapan terakhir
manusia.
Tanggung
jawab ya ?? sebenernya sih untuk implementasinya mudah asal yang
mendapat tanggung jawab mempelajarinya dari pengalaman karena sudah
pasti semua orang kalau dikasih tanggung jawab itu hanya beberapa orang
yang melaksanakannya, yang beberapa lagi banyak menolaknya, banyak saja
alasannya cth : takut dihukum atasan kalau salah, mau santai dan tidak
mau terima yang susah-susah. Kalau menurut saya sih mudah-mudah saja
mungkin juga karena saya suka dengan pengalaman baru dan
tantangan-tantangan baru
saya akan membantu memberi sedikit penjelasan yang saya kumpulkan dari beberapa referensi.
Pengertian Tanggung Jawab
Setiap manusia dalam menjalani kehidupan ini memiliki Tanggung Jawab,
dimana Tanggung Jawab tersebut disesuaikan dengan apa yang kita Lakukan.
Arti dari Tanggung Jawab menurut kamus Bahasa Indonesia adalah keadaan
wajib menanggung segala sesuatunya, jadi Berkewajiban Menanggung,
memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan
menanggung akibatnya.
Apabila dikaji Tanggung Jawab
itu adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi
sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat, atau sebagai akibat
dari perbuatan pihak lain, atau sebagai pengabdian, Pengorbanan pada
pihak lain. Kewajiban atau beban itu ditujukan untuk kebaikan pihak yang
berbuat sendiri, atau pihak lain. dengan keseimbangan , keserasian,
keselarasan antara sesama manusia, antara manusia dan lingkungan, antara
manusia dan Tuhan selalu dipelihara dengan baik.
Macam-Macam Tanggung Jawab
Manusia
berjuang untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan adapun untuk kebutuhan
orang lain. Dalam usahanya setiap manusia menyadari bahwa ada kekuatan
lain yang ikut menentukan dan membantunya yaitu kekuasaan Tuhan.
Tanggung jawab dalam kehidupan manusia beraneka ragam sesuai dengan
jalan hidup yang mereka pilih, Berikut
ini merupakan Macam'' Tanggung Jawab yaitu :
- Tanggung Jawab terhadap Diri Sendiri :
yakni menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya
sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan
demikian bisa memecahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya
sendiri. Contoh : Rudi membaca sambil
berjalan. Meskipun sebentar-sebentar ia melihat jalan, tetap juga ia
lengah, dan terperosok ke sebuah lubang. kakinya terkilir. Ia menyesali
dirinya sendiri akan kejadiaan itu. Ia harus beristirahat dirumah
beberapa hari. Konsekwensi tinggal dirumah beberapa hari merupakan
Tanggung Jawab sendiri akan kelengahannya.
- Tanggung Jawab terhadap Keluarga : Keluarga
Merupakan masyarakat kecil. setiap anggota Keluarga wajib bertanggung
jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik
keluarga, tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan,
keselamatan, pendidikan, dan kehidupan. Contoh : Seorang
ayah Bertanggung Jawab terhadap keluarganya dengan Mencari Nafkah agar
anak dan Istrinya dapat Hidup Bahagia, sehat, tentram, dan Hidupnya
dapat Terpenuhi . .
- Tanggung Jawab terhadap Masyarakat : Pada
hakekatnya Manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan Manusia lain. dengan
demikian manusia merupakan anggota Masyarakat yang tentunya mempunyai
rasa Tanggung Jawab agar dapat melangsungkan hidupnya dalam Masyarakat
tersebut. Contoh : Seorang RT harus bertanggung Jawab menyelesaikan masalah apabila anggotanya / warganya mengalami Perselisihan dengan warga lain.
- Tanggung Jawab kepada Bangsa / Negara :
Bahwa setiap manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara.
Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh
norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak
dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka
ia harus bertanggung jawab kepada Negara. Contoh : Dalam
Novel jalan tak ada ujung karya Muchtar Lubis, Guru Isa yang terkenal
sebagai guru yang baik, terpaksa mencuri barang-barang milik sekolah
demi rumah tangganya. Perbuatan guru Isa ini harus pula dipertanggung
jawabkan kepada pemerintah.
- Tanggung Jawab terhadap Tuhan : Tuhan
Menciptakan manusia di Bumi ini bukanlah tanpa Tanggung Jawab,
melainkan untuk mengisi kehidupan manusia agar bertanggung Jawab
langsung terhadap Tuhan. sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari
hukuman-hukuman Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab Suci melalui
berbagai macam Jenis Agama. Menerima hukuman diakhirat nanti atas apa
yang telah kita lakukan selama hidup di Dunia ini. Contoh : seorang
Birawati dengan Ikhlas tidak menikah selama hidupnya karena dituntut
tanggung jawabnya terhadap Tuhan sesuai dengan Hukum-Hukum yang ada pada
Agamanya, hal ini dilakukan agar ia dapat sepenuhnya mengabdi diri
kepada Tuhan demi rasa Tanggung Jawabnya. Dalam rangka memenuhi Tanggung
Jawab ini ia berkorban tidak memenuhi kodrat Manusia pada umumnya yang
seharusnya meneruskan keturunannya, yang sebetulnya juga merupakan
sebagian tanggung jawabnya sebagai makhluk Tuhan.
Pengabdian dan Pengorbanan
A. Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran , pendapat
ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang,
hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas. Macam-macam pengabdian : Pengabdian kepada Orang tua, Bangsa atau Negara dan pengabdian kepada Tuhan yang maha kuasa.
Contoh : seperti
pengabdian kepada Tuhan, kita sebagai umatnya menjalankan perintah
agama seperti shalat 5 waktu yang sudah menjadi kewajiban kita.
B. Pengorbanan
Pengorbanan
yaitu suatu sifat yang bisa disebut kebaktian dimana didalamnya kita
menjalankan dengan rasa ikhlas dan tidak memiliki pamrih, pengorbanan
itu sendiri semata-mata diberikan atas keinginan yang berasal dari hati
nurani. Macam-macam pengorbanan berupa pengorbanan jiwa , raga, perasaan, pemikiran bahkan harta benda yang kita miliki.
Contoh :
seorang ibu yang ingin melahirkan anaknya yang telah dikandung selama 9
Bulan, ibu berani menentang maut demi melahirkan anaknya agar anaknya
selamat lahir didunia karena telah mempertahankan nyawanya untuk sang
anak, hal itu juga bisa disebut sebagai Pengorbanan.